WELCOME MY BLOG

Jumat, 14 September 2012

Bangunan dan Kawasan Bersejarah Yang Mesti Dilindungi di Medan


  1. Mesjid Raya Medan, Jl. Sisingamangaraja di sudut Jl. Mesjid.
  2. Mesjid raya labuhan, Jl. Yos Sudarso.
  3. Gereja Roma Katolik, Jl. Pemuda.
  4. Gereja HKBP, Jl. Jenderal Sudirman sudut jalan ke Polonia.
  5. Gereja Kristen Indonesia, jl. Zainul Arifin sudut Jl. Teuku Umar.
  6. Toapekong, Jl. Hang Tuah dalam dekat Sei Babura.
  7. Toapekong Tjong A Fie, Jln. Ahmad Yani No. 105.
  8. RS Elizabeth, Jl. Jenderal Sudirman sudut jalan ke Polonia.
  9. RS Pirngadi, JLn. Prof. HM Yani.
  10. RS Perusahaan Negara Perkebunan, Jl. Putri Hijau.
  11. Rumah ekolah Taman Kanak-Kanak Roma Katolik, Jl. Pemuda.
  12. Rumah Sekolah Immanuel, Jl. Sudirman.
  13. Toko, Kantor bank, kanan-kirinya tidak diperbolehkan dirubah bentuk mukanya Jl. Ahmad Yani antara Jalan Palang Merah dan Jl. Raden Saleh.
  14. Kantor Walikotamadya, Jl. Balai Kota.
  15. Kantor Pos Giro, Jl. Balai Kota.
  16. Kantor Bank Unit I, Jl. Balaikota.
  17. Hotel Natour Darma Deli, Jl. Balai Kota.
  18. Kantor Dep. Tenaga Kerja, Jl. Perdana sudut Jl. Hindu.
  19. Bank Duta samping Perisai Plaza, Jl. Pemuda.
  20. Kantor Bupati Deli Serdang di samping Kantor Badan Pertanahan Tingkat I Sumatera Utara, Jl. Pemuda (sudah dihancurkan).
  21. Bank South East Asia, Jl. Pemuda (sudah dihancurkan).
  22. Kantor Sospol Tk II Medan, Jl. Pemuda.
  23. Istana Maimoon, Jl. Pemuda.\
  24. Kantor PU Tk. I Sumut, Jl. Kol. Sugiono atau jl. Wazir.
  25. Bank Bukopin, Jl. Kol Sugiono.
  26. Bank Koperasi, Jl. Kol Sugiono.
  27. Bangunan Palang Merah Indonesia, Jl. Palang Merah.
  28. Bangunan Lama di samping Hotel Danau Toba, Jl. Palang Merah.
  29. Bangunan Sejarah Mueum Kodam I Bukit Barisan, Jl. Zainul Arifin.
  30. Kantor PU Kodati II Medan, Jl. Listrik.
  31. Penerangan Kodam I Bukit Barisan, Jl.Listrik.
  32. Kantor Gubsu tingkat I Sumut, Jl. Diponogoro.
  33. Kantor Pengadilan Tk. I Sumut, Jl. Diponogoro.
  34. Rumah Dinas Walikota Tk. II Medan, jl. Sudirman.
  35. Rumah Dinas Gubsu Tk. I Sumut, Jl. Sudirman.
  36. Bekas Kantor Permina (Kapolda), Jl. Sudirman.
  37. Bekas Kantor Perkebunan HVA, Jl. Sudirman.
  38. RISVA Perkebunan, Jl. Brigjen Katamso.
  39. Kantor Telkom, Jl. Prof. HM Yamin.
  40. Kantor PJKA, Jl. Prof. HM Yamin.
  41. Laboratorium USU simpang Kantor PJKA. Jl. Prof. HM Yamin.
  42. Bangunan toko-toko yang ada di pusat pasar tidak diperbolehkan penambahan tingkat bila direhabilitasi tetap bentuk semula kecuali ada izin tertulis dari kepala daerah.
2.   Bangunan Individu, Kelompok Dan Kawasan Yang Wajib Dilindungi Dikota Medan Bangunan Individu
No Nama Lokasi
1 Asia Jaya Jl Pemuda
2 Asrama Pastor Jl Slamet Riyadi No 10
3 Bekas konsulat Amerika Jl Imam Bonjol No 13
4 Eks perguruan YPK Medan Jl Pandan No 6
5 Gedung asuransi Jiwasraya Jl Palang Merah No 1
6 Gedung eks Biro kepegawaian Tk I Sumut Jl Sukamulia
7 Gedung Eks Dinas perindustrian Jl Irian Barat No 121
8 Gedung eks PPIA Jl Dipenogoro No 23
9 Gedung Inspektorat wilayah Tk I Sumut Jl Sukamulia No 13
10 Gedung Mega eltra Jl Brigjen Katamso No 52
11 Gedung PLN Jl Listrik
12 Gedung PT Wahid Jl Brigjen KatamsoNo 19 A
13 Gereja Katolik Kristus Raja Jl M.T Haryono No 98
`14 Gereja Kristen Immanuel Jl Dipenogoro No 25-27
15 Gereja Methodist Jl Hang Tuah No 2
16 Gudang Perumka Jl Putri Merak jingga No 2
17 Jembatan Suka Mulya Medan Jl Palang Merah
18 Jembatan Zainul Arifin Jl Zainul Arifin
19 Kantor BKS-PS Jl Pemuda No 23
20 Kantor dinas pariwisata kodya Meda Jl HM Yamin No 40
21 Kantor PTPN IX Jl Tembakau Deli No 4
22 Kolam renang paradise Jl SM raja No 16
23 Kuil Hindu Sri Mariamman Jl Teuku Umar No 18
24 Kuil Hindu Sri subramaniam Jl Kebun Bunga
25 Markas polisi Militer Jl Sena
26 Medan Club Jl kartini
27 Mejid Petisah Ilir Jl Sri Deli
28 Menara air PDAM Antara jln pandu dan jl SM raja
29 Mesjid bengkok Jl Mesjid
30 Perum garam Jl Irian Barat No 125
31 Rumah eks bangsawan Deli Jl Martimbang No 4A 4B
32 Rumah eks bangsawan Deli Jl Mahkamah No 77
33 Rumah Zainul Arifin Jl zainul arifin no 199
34 Salon Davidy Jl Brigjen Katamso
35 Sekolah Khalsa Jl Teuku Umar
36 SLTP SMU Kristen I Medan Jl S Parman No 18
37 Taman Tengku Chadijah (taman Sri Deli) Depan Mesjid Raya Al Mahsun
38 Titi Gantung Jl Kereta Api
39 TK Santo Yoseph Jl Palang Merah
40 Viana Oil Jl Brig Katamso No 30


3. Bangunan Kelompok
NO NAMA LOKASI
1 Bangunan di jalan Hindu Jl Hindu No 2,4,6
2 Deretan Gudang dan Ruko Jl Sutoyo No 36 s.d 64
3 Eks Perumahan karyawan DSM Jl Jawa No 6,8,10,12,14,16,18
4 Kantor perkebunan CIPEF Jl S Parman 318,320
5 Ruko-ruko gaya  Malaka Jl Irian Barat & Jl Perniagaan
6 Ruko-ruko Renaissance Gg Mantri No 13,15,16,18,22,24
7 Ruko-ruko sudut Jl Bogor, Jl Bandung
8 Rumah Jl Maulana Lubis Jl Maulana Lubis No 10,12,13,15,17
9 Rumah-rumah dijalan listrik Jl Listrik No 1, 1A,3,5,11
10 Rumah-rumah jl babura lama Jl Babura Lama No 3,4,7,11
11 Rumah-rumah Jl Imam Bonjol Jl Imam Bonjol No 8A, 8B, 25,27
12 Rumah-rumah Melayu Gg Mantri Jl Brigjen Katamso
13 Rumah-rumah Panggung Melayu Jl Timor No 1,3,5,7,9,11,13,15,17
14 Villa di jalan sena Jl Sena No 1 s.d 10
15 Villa kembar Jl dipenogoro No 6,8,10,12
4. Kawasan
NO NAMA LOKASI
1 Kawasan Polonia - Jl Sudirman No 37,35,40
- Jl Multatuli No 2A
- Jl Imam Bonjol No 8A,8B,25,27
- Jl. Ir.H. Juanda No 1,3,5,6
- Jl S Parman No 16,18,50,60,62
- Jl Tumapel No 1, 11
- Jl Airlangga No 2,4
- Jl Walikota No 2
- Jl Mangkubumi No 9
2 Kawasan Kota Lama Labuhan Deli
  1. Toapekong Labuhan
  2. Rumah-rumah Toapekong
  3. Rumah-rumah Melayu
  4. Bangunan Eks beacukai
  5. Stasiun Kereta api Belawan
- Jl Yos Sudarso No 54 km 92 dan No 09
3 Kawasan perumahan dan pergudangan eks DSM di pulo Brayan
  1. jalan bundar No 5,6,7,8,9,13,16,17,18 dan satu rumah tanpa nomor
  2. Menara air
  3. Gudang persediaan perumka
  4. Station kereta api pulau braya
- Jl Lampu
- Jl Lampu No 1
- Jl Statiun Lingkungan XII
Selain bangunan diatas masih banyak lagi yang harus di lestarikan dan harus diatur dalam Peraturan Daerah yakni sekitar ± 500 bangunan. Sumber dari badan Warisan Sumatera menyebutkan terdapat 550 bangunan  tua bersejarah Kota Medan terancam punah.

5. Situs Sejarah
Situs Yang mesti dilindungi di Kota Medan adalah Situs Kota Cina yang Terdapat di Desa Paya Pasir Kecamtan Medan Marelan Kota Medan yang berdiri sejak abad 12-14 Masehi.

Rabu, 12 September 2012

"Bangunan Bersejarah di Kota Medan"

1. GEDUNG LONDON SUMATRA (LONSUM)
Gedung London Sumatra di Kota Medan, Sumatra Utara adalah salah satu peninggalan zaman kolonial yang hingga kini masih berdiri. Saat didirikan, gedung ini merupakan kantor dari perusahaan perkebunan milik Harrisons & Crossfield Plc, perusahaan perkebunan dan perdagangan yang berbasis di London. Oleh Harrisons & Crossfield gedung ini disebut dengan gedung Juliana. Gedung ini di bangun pada 1906 dengan arsitekstur bergaya transisi. Gaya tersebut terlihat dari bentuk gevel atau fasad depan yang menjadi ciri rumah-rumah yang menghadap sungai di Eropa pada transisi akhir abad 19.
Setelah Indonesia merdeka kepemilikan Harrisons & Crossfield Plc akhirnya dinasionalisasi dan berubah menjadi PT. PP London Sumatra Indonesia (Lonsum). Perubahan kepemilikan tersebut tidak berpengaruh pada perubahan fisik maupun fungsi dari Gedung London Medan. Hingga kini, Gedung London Medan masih digunakan sebagai pusat dari Lonsum. Oleh karena itu Badan Warisan Sumatra (BWS) menggolongkan Gedung London Medan tersebut sebagai benda cagar budaya.
Letak Gedung London Medan yang berada di kawasan pusat kota, memudahkan akses bagi wisatawan yang ingin menelusuri berbagai wisata di pusat kota. Di sekitar Gedung London Medan juga terdapat beberapa bangunan tua peninggalan Belanda dengan gaya arsitekstur transisi, seperti Kantor Pos Medan, Gedung Jakarta Lloyd yang pada saat didirikan adalah kantor perusahaan pelayaran The Netherlands Shipping Company, dua buah bank swasta yang dulu merupakan gedung dari  The Netherlands Trading Campany atau Nederlandsche Handel Maatschappij dan sempat menjadi Kantor Rotterdam`s Lloyd. Selain itu ada pula gedung Bank Indoensia yang dulu merupakan kantor Javasche Bank. Di samping itu di kawasan Gedung London Medan ini juga terdapat sebuah hotel peninggalan zaman kolonial.
Bagi para penikmat arsitekstur, kawasan tersebut tentunya bisa menunjukkan historisitas arsitekstur dan perkembangan tata letak Kota Medan. Salah satu fakta yang istimewa dari penelusuran historisitas tersebut diantaranya pengunjung dapat mengetahui bahwa arsitekstur kantor pusat Harrisons & Crossfield, Plc di London, Inggris justru menjiplak persis arsitektur Gedung London Medan yang notabenenya merupakan cabang perusahaannya.
Gedung London Medan dan kawasannya tentu juga bisa memenuhi hasrat fotografi wisatawan. Objek-objek di kawasan ini bisa dirangkum dalam tema keadaan tempo dulu kota Medan. Koleksi tersebut terutama didapat dari objek-objek bangunan dengan corak arsiteksturnya serta ornamen-ornamennya. Dari koleksi tersebut, wisatawan dapat membandingkan Kota Medan dulu hingga sekarang.

2.KANTOR POS 
Kantor Pos & Giro ini letaknya di Jalan Balai Kota Medan tepatnya menghadap ke Lapangan Merdeka Medan (dulunya disebut esplanade) yang merupakan bangunan sejarah peninggalan zaman kolonial Belanda. Lokasi ini juga disebut sebagai "Titik Nol" Kota Medan. Yang artinya dari sinilah diukur jarak kilometer Pusat kota Medan ke seluruh lokasi Kota Medan dan Kota lain disekitarnya. Bangunan ini dibangun pada tahun 1909-1911 oleh seorang arsitek bernama Snuyf yang dulu merupakan Direktur Jawatan Pekerjaan Umum Belanda untuk Indonesia pada masa Pemerintahan Belanda. Bangunan ini memiliki nilai sejarah, nilai estetis, nilai sosial, nilai fungsional, dan juga nilai struktural yang tinggi. Itu sebabnya bangunan ini termasuk bangunan cagar budaya yang dilindungi oleh Pemerintah Kota Medan dalam bentuk PERDA.

3.MASJID RAYA AL-MASHUN

Mesjid Al -Mashun Medan yang terletak di jantung kota tepatnya di Jalan Sisingamangaraja, meski usianya hampir 100 tahun atau seabad (1906 - 2000), namun bangunan dan berbagai ornamennya masih tetap utuh dan kokoh. Peninggalan kerajaan Islam Melayu Deli hingga kini masih menjadi kebanggaan umat Islam Medan dan Sumut, bahkan menjadi salah satu keunikan sejarah Islam masyarakat Melayu di Sumatera maupun di Malaysia.
Karenanya, rumah Allah ini tidak pernah sepi dari kunjungan umat baik untuk beribadah atau sekedar ber itikaf siang atau malam, apalagi kalau saat-saat bulan Ramadhan seperti ini pintu bangunan tua ini nyaris tidak ditutup selama 24 jam.
Masjid yang menjadi identitas Kota Medan ini, memang bukan sekedar bangunan antik bersejarah biasa, tetapi juga menyimpan keunikan tersendiri mulai dari gaya arsitektur, bentuk bangunan, kubah, menara, pilar utama hingga ornamen-ornamen kaligrafi yang menghiasi tiap bagian bangunan tua ini. Masjid ini dirancang dengan perpaduan gaya arsitektur Timur Tengah, India dan Eropa abad 18.
Merupakan salah satu peninggalan Sultan Ma’moen Al Rasyid Perkasa Alam - penguasa ke 9 Kerajaan Melayu Deli yang berkuasa 1873 - 1924 . Masjid Raya Al- Mashun sendiri dibangun tahun 1906 diatas lahan seluas 18.000 meter persegi, dapat menampung sekitar 1.500 jamaah dan digunakan pertama kali pada hari Jum’at 25 Sya’ban 1329 H ( 10 September 1909).
Peninggalan Sulthan Ma’moen lainnya yang hingga kini masih utuh bahkan menjadi andalan objek wisata sejarah Medan adalah Istana Maimoon yang selesai dibangun 26 Agustus 1888 dan mulai dipakai 18 Mei 1891, dan berbagai bangunan tua lainnya seperti residen pejabat kesulthanan, masjid dan ruang pertemuan yang tersebar di berbagai pelosok bekas wilayah kesulthanan Melayu Deli- kini wilayah Kodya Medan, Kodya Binjai, Kab. Langkat dan Kab Deli Serdang.
Masjid Raya Al-Mashun Medan, banyak dikagumi karena bentuknya yang unik tidak seperti bangunan masjid biasa yang umumnya berbentuk segi empat. Masjid ini, dirancang berbentuk bundar segi delapan dengan 4 serambi utama - di depan, belakang, dan samping kiri kanan, yang sekaligus menjadi pintu utama masuk ke masjid.
 Antara serambi yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh selasar kecil, sehingga melindungi bangunan/ruang utama dari luar. Di bagian dalam masjid ini, ditopang oleh 8 buah pilar utama berdiameter 0,60 m yang menjulang tinggi dan langsung menjadi penyangga kubah utama pada bagian tengah. Sedangkan 4 kubah lainnya berada di atas ke empat serambi selain ditambah dengan 2 buah menara di kiri-kanan belakang masjid
 Kecuali itu, mimbar, keempat pintu utama dan 8 buah jendela serambi terbuat dari ukiran kayu jenis merbau bergaya seni tinggi - terbukti hingga kini masih tetap utuh. Belum lagi dengan ukiran dan hiasan ornamen khas Melayu Deli pada setiap sudut bangunan, yang serta merta melahirkan nilai-nilai sakral religius yang teramat dalam bagi tiap orang yang memasukinya.

4.MASJID RAYA AL-OSMANI
Masjid Al-Osmani Jalan KL Yos Sudarso KM 18 Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan merupakan bukti sejarah keberadaan Kesultanan Deli, di Medan.
Masjid ini didirikan masa Kerajaan Melayu tahun 1857 oleh Raja Deli ke-7 yang bergelar Sultan Osman Perkasa Alam. Masjid ini usianya 154 tahun atau lebih dari satu setengah abad. Maka dari itu, Masjid Al-Osmani merupakan masjid pertama dan tertua di Kota Medan.
Masjid Al-Osmani ini kesannya sebagai bangunan lama dan bersejarah. Masih kental terlihat dengan ornamen melayu, walaupun sudah banyak bagian masjid yang direnovasi.
Letaknya yang pinggir jalan raya, membuat musafir (orang dalam perjalanan jauh) suka untuk melaksanakan ibadah di masji itu. Bahkan setiap salat Jumat,  masjid ini nyaris tidak mampu menampung jamaah yang hadir.
Menurut, Imam Rawatib Masjid Al-Osmani, H Basuki Said masjid Al-Osmani ini sudah beberapa kali mengalami renovasi.
Pada saat didirkan pertama kali masjid ini masih berbahan kayu namun seiring perkembangan zaman, tepatnya pada tahun 1870-1872 masjid ini dibangun menjadi bangunan permanen oleh Sultan Mahmud Perkasa.
“Masjid Al-Osmani merupakan mesjid pertama dan tertua di Kota Medan setelah Masjid Raya Al-Mashun Medan,” ujarnya. 
Di bagian dalam masjid terdapat empat tiang yang berfungsi sebagai penyangga utama kubah masjid. Empat tiang penyangga itu juga sebagai simbol empat sifat kenabian. Selain pilar utama, di dalam masjid terdapat mimbar khatib yang masih asli dengan bahan dari kayu pilihan dengan ukiran melayu memiliki tangga.
 Sementara itu, di areal masjid Al-Osmani, ada perkuburan wakaf. Dikuburan tersebut terdapat lima Raja Deli yang dikuburkan yakni Tuanku Panglima Pasutan (Raja Deli IV), Tuanku Panglima Gandar Wahid (Raja Deli V), Suilthan Amaluddin Perkasa Alam (Raja Deli VI), dan juga Sulthan Usman Perkasa Alam dan Sulthan Mahmud Perkasa Alam.

5.TJONG A FIE MANSION
Tjong A Fie merupakan sejarah yang tak bisa dipisahkan dari Kota Medan. Tokoh multikulturisme yang banyak berjasa membangun Medan. Tjong A Fie dilahirkan di Provinsi Guandong, Kabupaten Maizen, di Desa Sukaou, Tiongkok, pada 1860 lalu. Dia datang ke Medan dari Meixian, Guandong, pada 1875. Rumah Tjong A Fie merupakan gedung bergaya Tiongkok kuno yang dibangun pada tahun 1900, lokasinya terletak dijalan Ahmad Yani (Kesawan). Dia adalah jutawan pertama di Sumatera yang namanya sangat terkenal sampai sekarang walaupun ia sudah wafat pada tahun 1921. Kesuksesannya berkat usaha dan hubungan baiknya dengan Sultan Deli dan para pembesar perkebunan tembakau Belanda. Hingga saat ini rumah tersebut masih ditempati keluarga Tjong A Fie.

Di tanah Deli, Tjong A Fie menjalin hubungan baik dengan Sultan DeliMakmoen Al Rasjid Perkasa Alamsyah dan Tuanku Raja Mudasehingga membuka jalan baginya untuk menjalankan usaha. Sultan memberinya konsesi penyediaan atap daun nipah untuk keperluan perkebunan tembakau untuk pembuatan bangsal.

Tjong A Fie dikenal menjadi orang Tionghoa pertama yang memiliki perkebunan yang sangat luas. Ia mengembangkan usaha perkebunan tembakau di Deli, teh di daerah Bandar Baru, dan Si Bulan, serta perkebunan kelapa Di Sumatera Barat, ia menanamkan modalnya di bidang pertambangan di Sawah LuntoBukit Tinggi.Perkebunan yang dimilikinya mempekerjakan lebih dari 10.000 orang tenaga kerja dan luas kebunnya mengalahkan luas perkebunan milik Deli Matschapaij yang dirintis oleh Jacobus Nienhuys. Bahkan, ketika itu pemerintah Belanda memberikan 17 kebun kepadanya untuk dikelola.
Bersama kakaknya Tjong Yong Hian, Tjong A Fie bekerjasama dengan Chang Pi Shih, paman sekaligus konsul Tiongkok di Singapura mendirikan perusahaan kereta api The Chow-Chow & Swatow Railyway Co.Ltd. di Tiongkok Selatan.Karena jasanya tersebut mereka berkesempatan bertemu muka dengan Ibu Suri Cixi di Beijing.
Dalam menjalankan bisnisnya, Tjong A Fie selalu mengamalkan 3 hal yakni, jujur, setia dan bersatu. Ia selau berprinsip "di mana langit dijunjung di situ bumi dipijak". Ia pun membagikan lima persen keuntungannya kepada para pekerjanya.

5.ISTANA MAIMUN
Istana Maimoon berada di Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimoon, Kota Medan, Sumatera Utara. Istana ini dibangun pada tahun 1888 oleh Sultan Ma’moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah yang memerintah dari tahun 1873-1924. Dahulu, Istana Maimoon tidak hanya menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Deli, namun juga sebagai pusat adat dan budaya Melayu, tempat bermusyawarah antar masyarakat dan pusat dakwah Islam.
Istana Maimoon berarsitektur Melayu, dan bercorak Eropa. Ia menjadi simbol kemajuan dan kemakmuran ekonomi, dan pluralisme budaya pada masa pemerintahan Kesultanan Deli. Istana Maimoon bukanlah satu-satunya istana di lingkungan Kesultanan Deli, namun keberadaan istana-istana yang lain sudah tidak terlihat lagi. Di halaman Istana Maimoon terdapat Meriam Puntung yang merupakan bagian dari Legenda Istana Maimoon.

6.MENARA TIRTANADI
Menara Air Tirtanadi merupakan salah satu ikon kota Medan, Sumatera Utara. Menara air ini dulunya milik pemerintahan kolonial Belanda yang bernama NV. Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih yang berdiri pada tahun 1905. Menara Air ini selesai dibangun pada tahun 1908 dan sekarang sudah menjadi milik PDAM Tirtanadi. Fungsinya untuk mensuplai kebutuhan air bersih para penduduk yang sampai sekarang masih tetap digunakan. Selain itu, Menara Air ini dulunya berfungsi juga sebagai Landmark kota Medan.
Satu lagi ciri khas kota Medan adalah bangunan menara air yang kini menjadi milik Perusahaan Air Minum Daerah Tirtanadi. Ketika anda akan memasuki kota ini dari arah selatan melalui jalan Sisingamangaraja, anda akan disambut dengan pemandangan puncak menara Tirtanadi sebagai tangki penyimpanan air bersih kebutuhan warga kota sejak jaman Kolonial Belanda sampai sekarang.

6.GEREJA IMMANUEL
Gereja Immanuel merupakan Gereja tertua di Medan. Lokasinya di Jln. Diponegoro yang dibangun pada tahun 1921. Gereja ini masih aktif digunakan oleh umat Kristiani, dengan kapasitas sekitar 500 kursi.

7.GEREJA KATREDRAL (SANTA MARIA)

Pada awal berdirinya tahun 1879, Gereja Katedral Medan adalah sebuah gubuk beratap daun rumbia dan ijuk tempat beribadat puluhan umat Katolik (yang mayoritas suku India-Tamil dan Belanda) di Jl Pemuda No 1 (dulu disebut dan dikenal sebagai Jl Istana). Melihat perkembangan jumlah umat yang pada tahun 1884 sudah berjumlah 193 orang, maka sejak tahun itu sudah dipikirkan bagaimana memperbaiki dan memperbesar gubuk beratap daun rumbia dan ijuk tersebut. Barulah pada tahun 1905, ketika umat Katolik sudah berjumlah 1200 orang, pembangunan Gereja yang sekarang ini mulai dilaksanakan. Pembangunan gereja pada tahun 1905 tersebut diprakarsai dan dilaksanakan oleh para Pastor Ordo Jesuit yang bekerja di Medan. Gereja Katedral ini pada waktu itu dibangun dengan dinding batu, beratap seng dan sebagian masih beratap daun rumbia dan ijuk serta diresmikan pada bulan Nopember tahun itu juga.
Mulai 30 Januari 1928, Gereja diperluas dengan menambah bagian panti imam, ruang pengakuan dosa serta dengan pelataran depan dan menara. Perluasan dan pembangunan permanent pada tahun 1928 tersebut dirancang oleh arsitek Belanda yang bernama Mr. Han Groenewegen dan dilaksanakan oleh Mr. Langereis. Hasil dari rancangan arsitek dan pelaksanakan tersebut yang dapat dilihat saat ini, yang menjadikan Gereja Katedral di Jl Pemuda No 1 Medan (dikenal dengan sebutan Gereja Katedral) sebagai salah satu bangunan tua bersejarah dan bernilai arsitek yang tinggi di kota Medan ini. Sebutan lengkap dan resmi untuk Gereja Katedral ini adalah Gereja Katolik Santa Maria Tak Bernoda Asal – Katedral Medan.
 Ada satu bangunan tua lain di sisi kanan dari Gereja Katedral. Bangunan tersebut adalah rumah tempat tinggal para pastor yang biasa dikenal dengan sebutan pastoran. Pastoran Katedral dibangun pada tahun 1906 berdinding kayu dan juga beratap rumbia dan ijuk. Barulah dalam masa selama tahun 1964 – 1965 bangunan pastoran tersebut diganti dengan gedung permanen sebagaimana yang dapat dilihat pada saat ini. (sekretariat Katedral Medan).

8.KUIL SHRI MARIAMMAN

Kuil Shri Mariamman adalah kuil Hindu tertua di Kota MedanIndonesia. Kuil ini dibangun pada tahun 1884 (ada pula yang menyebut 1881)untuk memuja dewi Kali. Kuil ini terletak di kawasan yang dikenal sebagai Kampung Keling. Kuil yang menstanakan lima dewa, masing-masing Dewa SiwaWisnuGanesha, Dewi Durga (Kali), dan Dewi Aman itu dikelola salah seorang keluarga pemilik perusahaan besar Texmaco, Lila Marimutu. Pintu gerbangnya dihiasi sebuah gopuram, yaitu menara bertingkat yang biasanya dapat ditemukan di pintu gerbang kuil-kuil Hindu dari India Selatan atau semacam gapura.

9.VIHARA GUNUNG TIMUR

Vihara Gunung Timur adalah kelenteng Tionghoa (Taoisme) yang terbesar dan tertua di Kota Medan, Indonesia dan mungkin juga di pulau Sumatra. Kelenteng ini dibangun pada tahun 1930-an. Vihara Gunung Timur ini terletak di Jalan Hang Tuah, sekitar 500 meter dari Kuil Sri Mariamman dan berada di sisi Sungai Babura Medan. Umumnya umat Budha bersembahyang ke vihara ini setiap hari. Vihara ini juga untuk acara ritual lainnya dalam Agama Budha seperti memperingati hari Ulang Tahun SIDHARTA GAUTAMA, Perayaan Imlek dan sebagainya.



 10.MUSEUM ABRI



Museum ini dibuka pada tahun 1971. Museum ini adalah merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi dan menyimpan benda-benda sejarah perjuangan ABRI dan Rakyat di Sumatera Utara pada Perang Kemerdekaan Indonesia melawan pemberontakan pada tahun 1958. Mengunjungi Museum ini dapat membayangkan kehebatan Perjuangan Pahlawan dimasa lalu.

11.RUMAH SAKIT UMUM PIRNGADI
  • Didirikan Oleh Pemerintah Kolonial Belanda
  • Peletakan Batu Pertama 11 Agustus Oleh Bocah 11 Thn Maria Constantia Macky Dan Diresmikan1930
  • Pimpinannya : Dr.W. Bays Dengan Nama Gemente Zeiken Huis
  • 1939 Diserahkan Kepada : Dr.A . A. Messing
  • 1942 Jepang Masuk Berganti Nama : Syuritsu Bysono Ince Dan Pimpinannya Dipercayakan Pada PutrA. Indonesia : Dr.R. Pirngadi Gonggoputro
  • Pada Masa Negara Sumatera Timur 1947 Berubah Nama Menjadi Rs Kota Medan Pimpinan : Dr.Achmad Sofyan
  • Tahun 1952 Berubah Menjadi Rsu Medan
  • 1955 Diserahkan Kepada Dr.H.A Darwis Dt Batu Besar
  • 1958 Nama Rs Berubah Menjadi Rsu Pusat Besar Pimpinannya : Dr.Paruhum Daulay.
  • Tahun 1969 Pimpinan Rs : Dr.Zainal Rasyid Skm Pada Masa Kepemimpinan Beliau Nama Rs Berubah Menjadi Rsu Pusat Propinsi Medan ( Provincial Top Referal Hospital ) ,25 Juni 1979 Melalui Sk Gubernur No : 159 /1979 Berubah Menjadi Rsu Dr.Pirngadi Medan.
  • 1983 Diserahkan Pimpinannya Pada Dr.Je .Sudibyo
  • 1986 Pimpinan Rs Dijabat : Dr.Raharjo Slamet
  • 9 November 1990 S/D 26 Maret 1998 Dipimpin Oleh : Prof.Dr.Rizal Basyrah Lubis,Sp.Tht.
  • 27 Maret 1998 S/D 5 Maret 2002 Dipimpin Oleh Dr.Alogo Siregar ,Spa.
  • 27 Desember 2002 Rsu Dr.Pirngadi Diserahkan Oleh Pemerintah Propinsi Sumut Ke Pemko Medan ,5 Maret 2002 Sampai Sekarang Dipimpin Oleh : Dr.H.Sjahrial R. Anas ,Mha
    • Perda No. 30 Tahun 2002 Dan Sk Walikota Medan No.55 Tahun 2002 Tanggal 6 September 2002 Berubah Menjadi Badan Pelayanan Kesehatan Rsu Dr.Pirngadi KotaMedan Sampai Sekarang.

12.MUSEUM NEGERI MEDAN
Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara diresmikan tanggal 19 april 1982 oleh menteri Pendidikan dan Kebudayaan DR Daoed Yosoef, namun peletakan koleksi pertama dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno tahun 1954 yang berupa Mekara, oleh karena itu museum ini terkenal dengan nama Gedung Arca. Museum ini merupakan Museum terbesar di Sumatera Utara yang memiliki koleksi berbagai peninggalan Sejarah Budaya Bangsa, Hasil Seni dan Kerajinan dari berbagai Suku di Sumatera Utara


13.HOTEL DE BOER (INNA DARMA DELI)
Inna Dharma Deli merupakan satu hotel peninggalan zaman Hindia Belanda.Dari banyak gedung bersejarah di Medan,bangunan hotel yang dulunya bernama De Boer ini merupakan salah satu gedung bersejarah yang masih dipertahankan.Hotel Dharma Deli merupakan satu unit hotel dari PT National Hotels and Tourism Corp Ltd (Natour) yang merupakan persero pemerintah di lingkungan Kementerian Pariwisata Pos dan Telekomunikasi RI yang bergerak dalam bidang jasa perhotelan dan restoran. 

Manajer Marketing Hotel Inna Dharma Deli Sahrial Azhar mengungkapkan bahwa Hotel Dharma Deli merupakan penggabungan dua unit hotel, yaitu Hotel Wisma Deli dan Hotel Dharma Bakti (eks Hotel De Boer). Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 4/1973 dinyatakan bahwa eks Hotel Wisma Deli dan eks unit Hotel Dharma Bakti (eks Hotel De Boer) dijadikan satu unit,yaitu unit Hotel Dharma Deli dan dimasukkan dalam modal negara Indonesia pada PT Natour. 

Berdasarkan surat keputusan Direksi PT Natour No 2272/SK/76 berlaku sejak 1 April 1976, sesuai kebijaksanaan dalam efisiensi dan perkembangan kepariwisataan dan upgrading unit, Hotel Dharma Bakti dengan Hotel Wisma Deli digabungkan menjadi satu unit usaha dengan nama Hotel Dharma Deli. Hotel Dharma Bakti awalnya merupakan hotel milik perusahaan Belanda bernama NV Hotel Mijn De Boer dan didirikan pada 1878.Pada 1909, Hotel De Boer ditingkatkan hingga memiliki 40 kamar dengan 400 buah lampu.Pada 14 Desember 1957, dalam rangka nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda,Hotel NV Mijn De Boer diambil alih pemerintah Indonesia. 
Letjen Jamin Ginting, Panglima T7T-I/BB, sebagai pengurus Militer Daerah Provinsi Sumut diserahi kuasa dari pihak pengurus/kuasa NV Hotel Mijn De Boer dan NV Grend Hotel, yaitu Hendrik Erselink. Hingga saat ini, bangunan eks Hotel De Boer masih dipertahankan. Posisinya berada di bagian tengah yang berlantai dua dan memiliki 51 kamar. Sementara itu, Hotel Wisma Deli yang didirikan pada 1965 mulanya merupakan tempat akomodasi yang fungsinya semacam mes dengan restoran dan bar.Namun, melihat perkembangannya secara bertahap, hotel ini memperluas operasionalnya.Pada 1968,mereka merampungkan penambahan tiga kamar sehingga total menjadi 15 kamar. 
Pada 1970, perluasan dan penambahan kamar telah dilakukan dengan mendirikan bangunan bertingkat III di tambah ground floor sehingga kamarnya menjadi 24 unit. Kemudian, menurut Sahrial, pada 1975 kembali dilakukan perluasan dengan pembangunan gedung bertingkat dua dengan jumlah kamar yang dibangun sebanyak 10 unit sehingga tersedia 49 kamar. Saat ini,Hotel Inna Dharma Deli secara keseluruhan telah memiliki 176 kamar dan bangunan yang digunakan untuk kantor.”Saat ini, bangunan hotel kami terbagi tiga bagian,pertama High Risebuilding yang terdiri atas delapan tingkat dengan 82 kamar.Kemudian, eks Hotel De Boer dua tingkat dengan 51 kamar dan terakhir Garden Wing atau eks Wisma Deli dengan 49 kamar,” paparnya. 
Sales Executive Hotel Inna Dharma Deli Nelly Gultom menambahkan, manajemen hotel masih berupaya tetap mempertahankan bangunan eks Hotel De Boer. Bahkan, bangunan hotel warisan Belanda ini sama sekali tidak mengalami perubahan.”Tidak ada yang kami ubah. Kami hanya melakukan pengecatan dan penggantian keramik lantai karena banyak keramiknya yang pecah,”ungkapnya. Berdasarkan pantauan SINDO, bangunan hotel eks De Boer yang berada di posisi tengah memang masih seperti bangunan yang dulu mirip dengan foto aslinya.Arsitektur bangunan hingga ornamen tempo dulu tetap dipertahankan.
Peneliti dari Pusat Studi Ilmu Sejarah dan Ilmu Sosial (Pusis) Unimed Eron Damanik mengungkapkan, mereka sudah beberapa kali meninjau keberadaan Hotel Dharma Deli. Hingga saat ini, bangunan eks Hotel De Boer itu masih dipertahankan. ”Dari penelitian yang kami lakukan paling tidak 80% bangunan Hotel De Boer masih tetap dipertahankan.Kebijakan ini merupakan hal yang baik sehingga Hotel Dharma Deli tidak sekadar tempat menginap, tetapi pengunjung bisa mendapatkan informasi tentang sejarah hotel itu,” paparnya. 



14.RUMAH SAKIT TEMBAKAU DELI
Rumah Sakit Umum Tembakau Deli pada awalnya bernama Rumah Sakit VEREGNIDE DELI MAATSCHAPY (RSVDM) yang didirikan oleh NV. VDM pada tahun 1908. Pada Periode 20 November 1958 s/d 31 Mei 1960, NV. VDM berubah nama menjadi PPN (Perusahaan Perkebunan Nasional) sedang RS. VDM beberapa kali mengalami perubahan nama, yang akhirnya menjadi Rumah Sakit Umum Tembakau Deli.



15.RUMAH SAKIT ELISABETH



Bagaikan seseorang yang sedang mendaki gunung, demikianlah Rumah Sakit Santa Elisabeth dan Kongregasi FSE saat ini sedang berada dalam perjalanan. Cukup panjang perjalanan yang telah dilalui, namun masih lebih panjang lagi perjalan yang akan ditempuh. Setelah mendaki dan terus mendaki… di tengah perjalanan Rumah Sakit Santa Elisabeth dan Kongregasi FSE ingin sejenak menoleh ke belakang untuk melihat keberadaannya dan menatap ke depan yang penuh harapan selama 77 tahun dan 82 tahun. Rumah Sakit Santa Elisabeth dan Kongregasi FSE telah mengalami berbagai peristiwa : kesuksesan, kegagalan, dan jatuh-bangun silih berganti. Pengalaman inilah yang menghantar Rumah Sakit Santa Elisabeth dan Kongregasi FSE hingga menjadi seperti adanya sekarang. Dari semua pengalaman di atas Rumah Sakit Santa Elisabeth dan Kongregasi FSE ingin menimba spirit untuk melanjutkan pendakian hingga ke puncak dan ke puncak. Rumah Sakit Santa Elisabeth yang mulai dibangun 11 Februari 1929 dan diresmikan 17 November 1930. Masyarakat umum, khususnya setiap orang yang pernah mendapat pelayanan di Rumah Sakit Santa Elisabeth, merupakan saksi hidup perkembangan rumah sakit yang berawal dari satu batu bata, hingga menjadi seperti keadaannya yang sekarang. Patah tumbuh hilang berganti, para pendiri sudah tiada, para pengelola silih berganti.

Dalam sejarahnya Rumah Sakit Santa Elisabeth tidak dapat dipisahkan dengan Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE), sebab Rumah Sakit Santa Elisabeth menemukan cikal bakalnya dalam Kongregasi FSE. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan satu sama lain. Oleh karena itu selain menggambarkan perjalanan Rumah Sakit Santa Elisabeth selama 77 tahun berkarya di Medan, Web Site ini juga akan memaparkan perjalanan Kongregasi FSE dan karya-karya kemanusiaannya sejak 82 tahun yang lalu hingga sekarang telah tersebar di berbagai Persada Nusantara.



16. Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)
Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Jalan Sudirman didirikan tanggal 1 Agustus 1912. Karena itu, gereja ini layak menjadi salah satu heritage dan ikon sejarah bagi Kota Medan. Oleh karena itu, keberadaan gereja ini harus dipertahankan dan dirawat.

Pemko Medan sendiri sangat mendukung proses revitalisasi gereja HKBP Sudirman ini. Bangunan ibadah ini adalah bangunan bersejarah, bisa menjadi ikon dan heritage Kota Medan. Karena itu wajar kalau dirawat